TABRAKAN PESAWAT DINILAI KARENA KETELEDORAN



Tabrakan antara pesawat Batik Air dan Trans Nusa merupakan keteledoran yang sangat serius dan harus diusut tuntas.

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengungkapkan hal tersebut saat menanggapi insiden yang berlangsung di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, tadi malam.

Menurut Tulus, insiden itu menandakan tidak adanya koordinasi antara petugas air traffic control (ATC) dan petugas darat yang sedang menarik pesawat Trans Nusa ke hanggar.

"Ini juga bukti bahwa tingkat keselamatan penerbangan di Indonesia masih rendah," tegas Tulus.

Karena itu, YLKI meminta Komisi Nasio-nal Keselamatan Transportasi (KNKT) meng-usut tuntas kejadian tersebut.

Kementerian Perhubungan pun didesak memberikan sanksi tegas kepada petugas yang terlibat dalam insiden.

"Termasuk kepada manajemen Bandara Halim Perdanakusuma."

Pengamat transportasi penerbangan sekaligus mantan Kepala Staf TNI-AU, Marsekal (Purn) Chappy Hakim, berpendapat insiden itu tidak bisa dihindari karena Bandara Halim Perdana-kusuma tidak memiliki taxiway atau jalan penghubung yang berfungsi sebagai tempat antre pesawat sebelum lepas landas.

"Bandara Halim Perdanakusuma dipaksa untuk mengakomodasi perjalanan komersial, padahal tidak memenuhi persyaratan. Tabrakan hanya soal waktu. Beruntung tidak ada korban jiwa," tutur Chappy.

Kemenhub menyatakan tabrakan antara pesawat Trans Nusa jenis ATR reg PK-TNJ dan Batik Air jenis Boeing 737-800 reg PK-LBS rute HLP-UPG (Makassar) terjadi sekitar pukul 19.55 WIB.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub JA Barata mengatakan ketika pesawat Batik Air lepas landas, di saat bersamaan pesawat Trans Nusa yang berada di landasan pacu tengah ditarik menuju hanggar.

Pesawat ATR mengalami kerusakan di ekor dan sayap bagian kiri, sedangkan pesawat Batik Air di ujung sayap sebelah kiri. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu.

Manajer Public Relation Angkasa Pura II Haerul Anwar saat dimintai keterangan terkait koordinasi ATC dengan petugas pemindahan pesawat

Trans Nusa mengatakan hal itu masih diselidiki.

Senada, Dirut Lion Air Group Edward Sirait menyatakan, "Terkait apa yang terjadi, kita menunggu hasil penyelidikan lembaga berwenang."

Sumber : Media Indonesia
Share this article :
 
Support : Creating Website | Mantika Template | Fans Page
Copyright © 2011. PT Rush Cargo Nusantara - All Rights Reserved
Template Created by BDSL Group Published by BDSLcom Template
Proudly powered by Blogger