HANGGAR IV DAPAT PREDIKAT LOW RISK DARI BADAN KESELAMATAN FAA


PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia kini tengah menyempurnakan hanggar keempat dengan meminta badan keselamatan Federal Aviation Administration (FAA) untuk menyetujui menjadi bengkel pesawat terbang kelas dunia. 

Hasilnya, hanggar buatan anak bangsa yang menelan biaya hingga USD40 juta atau sekira Rp386 miliar (kurs Rp9.650 pada Januari 2013) mendapat predikat low risk.

Direktur Utama GMF AeroAsia Richard Budihadianto mengatakan, klasifikasi low risk dari salah satu regulator badan keselamatan berpengaruh dunia, FAA, adalah predikat tertinggi yang disematkan pada sebuah bengkel pesawat terbang atau Maintenance Repair and Operations (MRO).

Ini membuktikan bahwa Hanggar IV GMF AeroAsia naik tingkat, dari sebelumnya berpredikat medium menjadi low risk.

"Di mata FAA itu ada predikat low risk, medium dan high. Sebelumnya dia (hanggar IV GMF AeroAsia) belum low risk tapi masih medium. Sekarang sudah naik kelas dan ini jadi satu kebanggan bagi kita karena kepercayaan FAA meningkat. Tidak banyak MRO yang memiliki kualifikasi ini," ujar Richard di Hanggar 4 GMF-Aeroasia, Cengkareng, Tangerang, Senin (1/2/2016).

Januari ini, jelasnya, FAA melakukan audit kepada hanggar IV GMF AeroAsia selama empat hari. Dikatakannya, badan keselamatan asal Amerika Serikat (AS) ini terkesan dengan sistem manajemen keselamatan (System Management Safety/SMS) yang dilakukan oleh hanggar IV GMF AeroAsia.

"SMS dicek rutin selama lima tahun. Mereka mereka melihat fasilitas ini dan seluruh finding ditemukan jauh membaik dari sebelumnya. Makanya mereka memberikan predikat low risk," papar dia.

Pengontrolan SMS yang dilakukan FAA dengan melihat secara langsung perbaikan oleh montir pesawat yang dipimpin oleh Richard sendiri. Mengandalkan dokumentasi yang dibuat GMF AeroAsia untuk hanggar IV, FAA mengecek kontinuitas perbaikan pesawat terbang tersebut, apakah sesuai dengan dokumentasi atau tidak.

Selain FAA, hanggar IV GMF AeroAsia mendapat pengakuan dari badan keselamtan asal Uni Eropa, European Aviation Safety Agendy (EASA). Meski tak memberi klasifikasi pada MRO, namun badan keselamatan ini melakukan audit setiap tahun. Jika disetujui, maka MRO tersebut sudah pantas dijadikan sebagai bengkel pesawat kelas dunia.

"Approval dari Amerika (FAA) dan Eropa (EASA) itu membuka kesempatan untuk sebuah MRO mendapatkan pasar yang lebih luas. Karena hampir semua operator yang datang pasti menanyakan apakah bengkel Anda di-approve oleh FAA atau EASA. Kalau ya, mereka akan kirim ke sini," pungkas Richard.

Sumber : METRONEWS
Share this article :
 
Support : Creating Website | Mantika Template | Fans Page
Copyright © 2011. PT Rush Cargo Nusantara - All Rights Reserved
Template Created by BDSL Group Published by BDSLcom Template
Proudly powered by Blogger